Peringatan maulid tidak pernah diselenggarakan oleh Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Salam, juga tidak oleh para sahabat, tabi’in dan imam yang empat, serta orang-orang yang hidup di abad-abad kekayaan Islam. Lebih dari itu, tak ada dalil syar’i yang menyerukan penyelenggaraan maulid Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa Salam tersebut.
Untuk lebih mengetahui hakikat maulid, marilah kita ikuti uraian berikut:
- Kebanyakan orang-orang yang menyelenggarakan peringatan maulid, terjerumus pada perbuatan syirik. Yakni ketika mereka me-nyenandungkan:“Wahai Rasulullah, berilah kami pertolongan dan bantuan.
Wahai Rasulullah, engkaulah sandaran (kami).
Wahai Rasulullah, hilangkanlah derita kami.
Tiadalah derita (itu) melihatmu, kecuali ia akan melarikan diri.” Seandainya Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Salam mendengar senandung tersebut, tentu beliau akan menghukuminya dengan syirik besar. Sebab pemberian pertolongan, tempat sandaran dan pembebasan dari segala derita adalah hanya Allah semata. Allah berfirman,
“Atau siapakah yang memperkenankan (do’a) orang yang dalam kesulitan apabila ia berdo’a kepadaNya, dan yang menghilang-kan kesusahan … ?” (An-Naml: 62)
Allah memerintahkan Rasulullah agar memaklumkan kepada segenap manusia,
“Katakanlah, ‘Sesungguhnya aku tidak kuasa mendatangkan sesuatu kemudharatan pun kepadamu dan tidak (pula) sesuatu ke-manfa’atan’.” (Al-Jin: 21)
Dan Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa Salam sendiri bersabda,
“Bila engkau meminta maka mintalah Kepada Allah, dan jika engkau memohon pertolongan maka mohonlah pertolongan kepada Allah.” (HR. At-Timidzi, ia berkata hadits hasan shahih) - Kebanyakan perayaan maulid yang diadakan adalah berlebihan dan menambah-nambah dalam menyanjung Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa Salam . Padahal Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa Salam melarang hal tersebut.Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Salam bersabda,”Janganlah kalian berlebihan dalam memujiku sebagaimana orang-orang Nasrani berlebihan dalam memuji Isa bin Maryam. Aku tak lebih hanyalah seorang hamba, maka katakanlah (padaku), Abdullah (hamba Allah) dan RasulNya.” (HR. Al-Bukhari)
- Dalam ulang tahun perkawinan dan lainnya, terkadang dituturkan bahwa Allah menciptakan Muhammad Shallallaahu ‘alaihi wa Salam dari cahayaNya, lalu menciptakan segala sesuatu dari cahaya Muhammad. Al-Qur’an mendustakan mereka, dalam firmanNya,“Katakanlah, ‘Sesungguhnya aku ini hanya seorang manusia seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku, ‘Bahwa sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan Yang Maha Esa’.” (Al-Kahfi: 110)Padahal, sebagaimana diketahui, Rasulullah adalah diciptakan dengan perantara seorang bapak dan seorang ibu. Ia adalah manusia biasa yang dimuliakan dengan diberi wahyu oleh Allah.Dalam peringatan maulid tersebut, sebagian mereka menyenandungkan bahwa Allah menciptakan alam semesta karena Muhammad. Al-Qur’an mendustakan apa yang mereka katakan itu.
Allah berfirman,
“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembahKu.” (Adz-Dzaariyaat: 56) - Merayakan hari kelahiran Isa Al-Masih adalah tradisi orang-orang Nasrani. Demikian pula dengan perayaan hari ulang tahun setiap anggota keluarga mereka. Lalu, umat Islam ikut-ikutan merayakan bid’ah tersebut. Yakni merayakan hari kelahiran Nabi mereka, juga ulang tahun kelahiran setiap anggota keluarganya. Padahal Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Salam telah memperingatkan,”Barangsiapa menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk golongan mereka.” (HR. Abu Daud, hadits shahih)
- Dalam peringatan maulid Nabi tersebut, banyak terjadi ikhtilath (laki-laki dan perempuan di satu tempat, masing-masing tidak dipisahkan dalam tempat khusus), hal yang sesungguhnya di-haramkan oleh Islam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar